Selamat berdamai (ortu)

29 Sep 2011

Ortu selalu ngasih nasihat, tapi giliran
mereka salah, pura-pura lupa atau gengsi!
Ugh...sebel banget rasanya! Padahal, mereka
sendiri yang bilang kalau kita salah, kita nggak
boleh gengsi untuk minta maaf, sama siapapun
kesalahan itu kita lakukan. Lalu, kalau sekarang
mereka yang melakukan kesalahan, apa kesalahan
itu sudah termaafkan dan terlupakan dengan
sendirinya hanya karena ‘status’ mereka sebagai
ortu yang melahirkan dan membesarkan kita?
Uh… kok jadi terdengar nggak demokratis banget,
ya!
Tapi, sebelum rasa kesal kita berkepanjangan,
coba kita cek dulu, apa benar ortu totally cuek
dengan kesalahannya itu? Jangan-jangan mereka
sebenarnya sudah minta maaf, tapi dengan cara
lain, nggak melulu lewat kata “Maaf, ya”. Misalnya,
ortu suka meminta maaf atau mencoba
berkomunikasi lagi sama kita yang lagi bete
dengan cara seperti ini :
1. Bertanya baik-baik, “Kamu masih marah?”.
Biasanya kalimat ini nggak disambung dengan
pernyataan maaf tetapi justru kepada rentetan
pembelaan diri.
2. Tiba-tiba membuatkan kue kesukaan atau
mengajak shopping bareng.
3. Terlihat merasa bersalah. Gerak-geriknya
seperti ingin “berdamai” dan agak salah tingkah
ketika berbicara dengan kita.
4. Tiba-tiba ortu jadi membela kita ketika kita
berantem sama adik atau kakak.
5. Walaupun nggak minta maaf tapi ortu
mengubah sikapnya, karena tahu telah berbuat
salah.
Jadi sebenarnya ortu pasti tahu kok kalau kita lagi
bete karena sikap mereka yang nggak pas di mata
kita. Nggak ada salahnya kalau kita bilang terus
terang ke mereka dan keuntungannya, kita pun
jadi nggak perlu berlama-lama perang dingin
sama mereka, deh.
Selamat berdamai!

Terima kasih sudah membaca Selamat berdamai (ortu) dan sempatkan untuk membaca yang lainnya broth..
TEMPLATE DESIGN BY
m-template - by: bagas96

0 Pendapat:

copy smiley kode

Posting Komentar

Entri Populer

Catagory

#top I Pemilik script aztanz lie ziear copyright 2011
Bandung - 4 blogger.com