berkampanye “stop bullying”, kita masih
saja mengalaminya di sekolah sendiri. :-( Yang
bikin makin sedih adalah tindakan bullying
ini seperti dapat restu dari pihak sekolah,
karena nggak ada satu guru pun yang
berusaha menghentikannya.
Sedih, ya? :-( Siapa sih yang suka dibentak-bentak,
diomelin, atau bahkan dilempar gorengan tanpa
alasan yang jelas? :-o Padahal tujuan kita tiap hari
berangkat ke sekolah adalah selain untuk belajar,
juga untuk menambah teman sebanyak
mungkin. Tapi, jika memang ‘terlanjur’ masuk ke
sekolah yang menganggap bullying ini sebagai
tradisi, mau nggak mau kita harus bisa mengatasi
masalah ini. Jangan sampai kita kalah, yang
akhirnya membuat kita malas sekolah dan
prestasi menurun. :-o
Oleh karena itu, hadapi kekerasan di sekolah itu
dengan:
1. Jangan jadikan diri kita sebagai korban yang
terlalu gampang untuk di-bully. Kalaupun karena
tradisi sebagai junior kita harus menerima
perlakuan ini, maka bikin si pem-bully untuk
bekerja ekstra keras. :-o
Caranya:
-Pastikan kita tahu betul prestasi dan
kemampuan yang kita punya. Percaya, deh,
prestasi itu akan membuat kita jadi lebih
berharga.
-Nggak punya prestasi? Siapkan rasa pede yang
cukup. Misalnya dengan selalu melakukan eye
contact dengan lawan bicara kita.
-Jangan kasih kesempatan pem-bully untuk
mencela apa yang kita pakai. Pastikan
dandanan kita ke sekolah itu ‘aman’ namun
tetap stylish.
-Diteriakin “tolol”, “bego”, dsbnya? Nggak usah
berkecil hati. Tutup telinga dan anggap saja
mereka hanya sekelompok orang yang butuh
perhatian.
-Pasang senyum saja. Saat kita menanggapi
omelan pem-bully dengan senyum, pasti
lama-lama dia akan jadi keki sendiri.
2. Saat tingkah laku pem-bully ini sudah
mengarah ke kriminal, jangan segan
melaporkannya ke ortu. Nantinya ortu akan bisa
menuntut ke pihak sekolah. Bahkan, jika pihak
sekolah nggak bertanggung jawab, ortu bisa
melaporkannya ke pihak yang berwajib.
Terima kasih sudah membaca
Tradisi Kekerasan di Sekolah
dan sempatkan untuk membaca yang lainnya broth..
0 Pendapat:
Posting Komentar